Pelajaran dari kasus Ratna Sarungpait

Pelajaran dari kasus Ratna Sarungpait



Kasus Kebohongan Ratna Sarungpait

Berita di Indonesia semakin kacau saja, apa lagi menyangkut masalah politik. Awal Oktober, berita penganiayaan seorang ibu yang adalah aktivis perempuan, menghebohkan Indonesia. Dimana-mana media, baik televisi, bahkan media sosial tersebar photo wanita dengan wajah bonyok tanpa hijab, di sebuah rumah sakit. Mengaku!!! Dianiaya oleh 2 orang tak dikenal di bandara Bandung.
Berita pun menjadi viral dan menjadi tranding sedemikian cepat, bahkan menuai hujatan dan caci maki. Seorang aktivis perempuan yang juga menjadi team sukses dari Probowo-Sandiaga Uno ini, berumur sekitar 70 an tahun. 

Netizen menghujat pelaku dan minta diusut tuntas sesegera mungkin. Banyak yang berkomentar "biadab" pada pelaku yang tega menghajar seorang wanita tua. "Beraninya sama perempuan" dan banyak lagi komentar sadis bin kejam.
Dari pengakuan Ratna Sarungpait, bahwa pada tanggal 20 sepetember, saat di Bandara Bandung, 2 orang pria menganiaya dirinya yang disaksikan oleh supir tadi di bandara itu. 

Tentu arah penganiayaan ini diarahkan pada kubu lawan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo - Sandiaga Uno. Sekejap berita itu menghebohkan dan menuai kecaman. Dengan sigap pula Prabowo dan team sukses lainnya membuat konferensi pers terkait masalah ini. Di stasiun televisi yang paling beda di Indonesia. Dimana beritanya memang beda dari televisi-televisi lainnya di Indonesia. Tak perlu di sebut namanya, orang juga tau. Dalam konprensi pers, Prabowo mengatakan, bahwa perbuatan ini kejam, dan seolah tuduhan tersebut mengarah ke kelompok, Tet!!!

Kasus Ratna Sarungpait

Namun ada yang jeli melihat photo wajah bonyok yang menghebohkan itu. Wall Pepper dari back ground photo tersebut, sudah biasa dilihat dan tidak asing baginya. Adalah Dia seorang dokter bedah plastik dan juga penyanyi pop Indonesia, Tompi. Di media televisi infotainment, beliau mengungkapkan bahwa back ground photo itu berdasarkan di sebuah rumah sakit bedah plastik.
Ungkapan Dokter Tompi ini membuat polisi langsung mencari tau dari segala penjuru. Dimulai dari bandara di Bandung, cctv tidak menemukan korban pada hari dan tanggal yang dikisahkan. Lalu introgasi para supir taxi yang berada di bandara tersebut, mengatakan bahwa tidak ada kejadian demikian.


Lalu polisi pun mengusut ke rumah sakit bedak plastik ....dari administrasi sampai ke cctv, lalu mengarah pada transferan uang di ATM ke rumah sakit .......dan menemukan fakta , bahwa per tanggal 20 Oktober Ratna Sarungpait telah melakukan pendaftaran operasi bedah plastik di.....   Dan taggal 21 datang lagi ke rumah sakit.....untuk melakukan bedah. Lengkap sudah dalam waktu satu malam, polisi dengan sigap melakukan pengecekan dan mengungkap, Bahkan diketahui juga no rekening yang mentransfer uang sekitar 90 juta itu, adalah nomor rekening yang sama dengan nomor rekening untuk dana bantuan korban kapal tenggelam Danau Toba. Rekening tersebut atas nama....yang sebenarnya adalah anak dari Ratna Sarungpait.

Entahlah apa sesungguhnya yang ada dipikiran mereka. Apakah memanfaatkan keadaan dan sengaja, kemudian merencanakan dengan tergesah-gesah sampai banyak hal yang terlupakan. Tapi sesungguhnya mereka pun merencanakan hal besar untuk menjatuhkan rezim pemimpin saat ini. 

Beruntung kasus ini cepat terungkap, hingga rencana besar mereka gagal. Momentum penganiayaan itu di manfaatkan untuk mengkudeta pemerintahan Jokowi. Allah maha tau siapa hamba yang benar dan berhati tulus dalam bekerja. Maka dengan terungkapnya kasus penganiayaan yang ternyata adalah hasil operasi plastik, Allah selamatkan ke Indonesia!


Dengan deraian air mata Ratna Sarungpait pun melakukan konferensi pers mengakui bahwa benar itu semua hoax. Banyak alibi yang beliau katakan untuk pembelaan atas kesalahannya yang terjadi. Ratna Sarungpait pun dipecat dari team sukses Prabowo.


Terungkap sudah kebohongan yang mereka rencanakan. Meski pengakuan Ratna Sarungpait itu dia lakukan atas dasar keinginan sendiri dan karena bisikan setan, "koq setan yang disalahkan"??? Yakinlah bahwa itu bukan rencana seorang saja. Tapi atas kesepakatan bersama. Masak iya seorang mantan Jendral bisa segegabah itu menerima laporan. Karena rencana itu gagal. Maka mereka pun cuci tangan dan  Ratna Sarungpait menanggung sendiri semua caci maki, dan rasa malu.


Pelajaran dari kasus Ratna Sarungpait, ini cara Allah membuka aib mereka yang menginginkan cara-cara salah. 1000 berita hoax yang telah tersebar, bisa jadi adalah team mereka. Kita yang harus pintar-pintar  menelaah dengan baik berita yang beredar. Kasus penganiayaan hoax ini harusnya membuat kita lebih pintar lagi menilai siapa calon pemimpin masa depan pilihanmu. Berita di televisi atau pun media sosial dan media cetak belum tentu juga benar adanya.


"Janganlah kalian berburuk sangka, karena buruk sangka adalah ucapan yang dusta," hadis Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam. Buruk sangka adalah ucapan yang dusta! Maka, percaya berita begitu saja yang belum tentu kebenarannya, itu adalah fitnah. Fitnah adalah perbuatan kejam karena disamakan dengan pembunuhan. Percaya pada fitnah, maka buruk sangka pada orang lain pun menyebar, bukan kah itu dusta???
Selamatkan diri dari berita Hoax dengan prasangka baik. Mau benar atau salah, jika kita tak punya kekuatan untuk mencegah, biarkan kuasa Allah yang bekerja. Biar Allah yang menunjukan keburukan dan kebaikan orang lain, tanpa mengotori fikiranmu dengan kedustaan.

So, mari lanjutkan kasus ini ke pihak berwajib, agar terbongkar semuanya, siapa rezim yang kejam dan pembohong itu!!!!



Previous
Next Post »
Thanks for your comment