Pernikahan Dini Di Zaman Modern

Pernikahan Dini Di Zaman Modern



Usia 17 tahun sudah menemukan jodohnya. Menikah muda karena tidak ingin terjerumus dalam dosa. Alasan yang sangat baik agar terhindar dari dosa zina fikiran. Dimana sekarang zaman yang sungguh sangat memprihatinkan, pacaran sudah merajalela dan memakan korban. Bukan hanya mental, akhlak dan juga nyawa, menjadi taruhan. Tak jarang berita percintaan remaja yang begitu bebas, yang akhirnya melakukan sex bebas bak pasangan yang sudah menikah. Aborsi pun terjadi, hamil di luar nikah tak terhindarkan, bayi-bayi di bunuh dan di buang. Astaghfirullah.....

Berita pernikahan putra tertua dari Ustazd KH Arifin Ilham, menyebar di media sosial. Dimana-mana mengupload photo pernikahan dari Muhammad Alvin Faiz dan Larissa Chou. Pernikahan dini di usia yang masih 17 tahun. Dengan tulisan " karena wanita butuh kepastian bukan janji-janji ". Pernikahan dini zaman modern. Pro dan kontra pun terjadi, dan itu pendapat sebagian orang, boleh saja berargumen.

Berita pernikahan sejatinya adalah berita bahagia, yang baiknya di kabarkan dan dirayakan agar tidak menjadi fitnah di masyarakat. Tapi alakah terkejutnya ketika mengetahui usia yang masih sangat muda, ya masih sangat muda untuk zaman sekarang. Dimana zaman media sosial yang sedikit banyaknya mempengaruhi kehidupan sosial kita. Siapa pun dan dimana pun memiliki media sosial, tidak hanya usia remaja saja, bahkan anak-anak dan nenek-nenek pun ada akun media sosial, minimal media sosial facebook. Banyak di antaranya yang terjerumus dan tak sedikit juga memanfaatkan untuk mencari ilmu. Apa lagi keduanya aktif di medsos terutama Instagram dengan follower yang sudah ratusan ribu.

Usia 17 tahun masih sangat labil psikologinya, belum lagi permasalahan ego yang masih belum matang. Pernikahan bukan tentang enak-enak dan senang-senang, melainkan sebuah kehidupan yang penuh ujian yang berat. Saking beratnya, niscaya banyak orang yang enggan untuk menikah. Maka dari itu besarnya pahala yang di janjikan Allah, sebagai bentuk kasih sayang Allah bagi yang menikah. Bahkan ada yang mengatakan pernikahan adalah setengah dari agama, ketika menikah maka lengkaplah dan sempurna agamanya.

Usia muda baiknya di jadikan pembelajaran dan pematangan pengalaman. Karena kalak ketika Allah menitipkan anak, kita mampu untuk mendidiknya. Belum lagi kemajuan zaman yang menuntut kita untuk hidup dengan bijak. Agar tidak terikut arus yang sulit kita bendung. Masa muda adalah masa dimana masih ingin bersenang-senang dan kumpul bareng teman. Lalu dengan permasalahan rumah tangga, belum lagi sudah harus mengurus anak yang akhirnya akan ada fikiran menyesal. Dimana teman-teman berkumpul dengan candaan yang akan membuat diri merasa begitu terbebani. Pasti akan ada perasaan sedih dan merasa beban semakin berat lalu kemudian pertengkaran pun terjadi.

Sebuah pengalaman dimana seorang teman yang sudah menikah, lalu karena beban hidupnya, belum lagi pertengkaran-pertengkaran yang terjadi, sampai akhirnya dia mengatakan iri melihat teman yang belum menikah tapi begitu bebas hidupnya. Walau dia tak penah tau, yang belum menikah pun terbebani oleh perasaan was-was tentang umur dimana belum juga menemukan pendamping hidupnya.

Kemudian ada lagi cerita seorang gadis remaja yang baru saja menamatkan sekolah menengahnya, lalu jatuh cinta dan ingin mengakhiri masa lajangnya dengan menikah muda, tapi belum ingin punya anak karena belum  siap. Hanya saja ingin terjaga dan terhindar dari dosa zina karena pacaran. Namun nasehat yang ia dapatkan justru membuat dia pun akhirnya manjadi wanita yang dekat dengan anak-anak, tapi sebagai guru dan membuka TPA di lingkungannya. Yang membuat dia sadar, bagaimana jika dulu dia menikah namun belum matang dan siap mendidik anak karena ilmu yang belum cukup. Bahkan yang sudah menikah kemudian gagal pun, banyak yang tak ingin menikah lagi. Mereka mengatakan lebih enak hidup sendiri. Yah karena pernikahan sejatinya adalah awal kehidupan itu uji.

Itu hanya opini saja, karena kematangan orang dalam menyikapi ujiannya berbeda-beda. Semoga saja apa yang saya khawatirkan tidak terjadi. Dan semoga saja yang memilih menikah muda di mampukan Allah untuk menghadapi beratnya ujian pernikahan. Bekal ilmu agama yang kuat, semoga saja menjadi benteng untuk bisa menghadapi perjalanan pernikahan yang penuh dengan krikil-krikil yang tajam. Semoga saja pernikahan putra tertua ustazd Arifin Ilham bisa menjadi contoh dimana remaja jangan berzina melalui pacaran yang lebih dekat kepada perzinahan dan maksiat. Lebih baik menikah muda atau hindari pacaran yang notabennya adalah bukan budaya islam. Semoga pernikahan itu langgeng sampai maut yang memisahkan dan sampai di surga Allah. Dan bisa membuktikan pada orang-orang yang menghujat dan tak sepaham bahwa mereka mampu, dengan bimbingan agama sebagai pegangan hidup berumah tangga yang Sakinah mawaddah warahmah "Barakallahu lakuma wabarakah alaikuma wajamaah baina kumma bikhoir".

Aamiin....
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
Agus Sodikin
admin
16 Juli 2017 pukul 17.00.00 GMT+7 × Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
avatar
Thanks for your comment