Jangan Wariskan Harta Kepada Anak Sebelum Mati.

Jangan Wariskan Harta Kepada Anak Sebelum Mati.

Mr Lin Sao Gen telah menikah selama lebih dari 35 tahun. Setelah meninggal, ia meninggalkan 2 putra dan 2 putri, serta warisan 10 juta US dolar. Jumlah itu sangatlah besar. Setelah di pemakaman, istrinya mrs Lin, membagikan warisan sama rata kepada 4 orang anaknya, dengan berpikir kelak anak-anak akan merawatnya! Tapi setelah anak-anaknya mendapatkan uang warisan, ia dibuang di sebuah panti jompo dan tidak mau mengurusnya lagi. Ke 4 orang anaknya tidak pernah datang untuk menjenguknya. Beberapa tahun kemudian, mrs Lin bunuh diri karena Depresi!


Dalam waktu yang sama, ada seorang janda yaitu Mrs Liu, berusia sama dengan mrs Lin. Suaminya juga meninggalkan 2 putra dan 2 putri serta uang 10 juta dolar US untuk warisan nya. Mrs Liu menempatkan uangnya dalam tabungan dan deposito, hanya dengan Bunga dari Deposito itu dia bisa menjalani kehidupan dengan sangat Baik dari warisan suaminya!

Dia memilih hidup di sebuah Panti Jompo yang cukup mewah. Dia mengatakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya :
"Setiap kali kalian datang mengunjungi saya, Kalian akan mendapat US 100. Menemaniku ke Restoran untuk makan, saya yang akan membayarnya. Siapa yang ada disampingku saat saya meninggal, akan mendapat setengah dari Warisan saya".

Dengan cara ini selama beberapa tahun, dia telah tinggal dengan Biaya sendiri di sebuah Panti Jompo Senior. Anak laki-laki dan anak perempuan serta cucu-cucunya hampir setiap liburan mengunjunginya. Dia menjalani kehidupannya dengan sangat Bahagia!
Anda orang Bijak, membaca contoh kehidupan yang nyata seperti ini. Suatu ketika, kita akan menjadi seperti keadaan Mrs Liu, kita tidak perlu berharap Terlalu Banyak terhadap Anak-anak dan cucu-cucu kita ..

Mereka pasti akan sering menemani kita, jika kita menerapkan Metode yang Tepat. Kita tidak hanya diperlakukan dengan ber Martabat, tetapi juga dapat menikmati Kasih Sayang keluarga.

Cerita diatas bukan hanya Cerita Fiktif belaka. Tetapi banyak Orang Tua yang Sudah Mengalami Nasib yang sama seperti Mrs Lin diatas. Juga supaya kita Jangan sampai di Remehkan oleh Anak, Menantu atau pun Cucu kita. Sebaiknya kita Siap-siap menjalani hidup di Hari Tua kita ...

Ternyata kasih sayang dan cinta tidak cukup harus pake duit. Tapi Cinta seorang ibu tidak berbatas, Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah artinya kasih ibu sepanjang umur yg dijalani sang anak, tapi kasih anak sepanjang bambu yang di pake menjolok buah di pohon. Tapi anak yang takut Tuhan tentu tidak akan menyianyiakan org tua dimasa tua, dan yang jelas bergantung pada Tuhan dan bukan pada manusia.

Cerita diatas bisa saja terjadi untuk siapa pun. Sebagai orang tua kita wajib merawat, mendidik anak, membesarkan dengan penuh kasih sayang. Sampai menghantar dia ke pelaminan. Karena itu memang tanggung jawab kita sebagai ORTU. Tapi jangan lupa , bahwa APA  YANG KITA TABUR ITU YANG KITA TUAI Jangan terlalu banyak menuntut apa yang telah kita beri untuk anak kita. Itu adalah tanggung jawab kita. Berikan porsi yang memang layak untuk milik anak kita. Jatah kita harus di sisihkan sampai Tuhan memanggil kita. Tidak perlu khawatir, tidak perlu kecewa . . 

Disaat kita masih berarti berbuat baiklah untuk sesama, cari sahabat yang setia. Dekatkan diri pada sang Pencipta semuanya akan dimudahkan. Jangan mewariskan harta saja, kalau memang anak itu orang cerdas akan tumbuh dengan rezeky dan kemampuannya sendiri. Kalau anak tidak tahu diuntungkan harta warisan akan tetap dihabiskan. Ajari anak akhlak mulia dan hidup dijalan kebenaran. Rezeki itu urusan anak dan miliki Tuhan, kalau masalah sikap adalah tanggung jawab orang tua yang membentuk karakter anak. Walau pun begitu, orang tua tidak perlu terbebani juga sebab itu sangat tergantung pikiran anak dan dengan siapa anak bergaul/ berteman untuk jadi DIRINYA SENDIRI.
Makanya cerita diatas menggambarkan, bagaimana nanti kita dihari tua supaya tidak diterlantarkan sama anak, harus punya biaya sendiri untuk menghidupi diri kita dengan nyaman, menyiapkan sisa-sisa hidup dengan tenang. Intinya itu bagaimana kita dapat menyiapkan hari tua dan hidup dengan enak dan nyaman, dapat meninggal dengan tenang tidak merepotkan anak.

Karena jaman sekarang didunia ini Agama bisa tumbuh Subur. Tetapi Pelajaran Moral Ethic terhadap Orang Tua tidak mencapai ke Hati Sanubari anak-anak sekarang. Anda jangan mengira bahwa Anda berbeda dengan 2 kisah di atas karena perbedaan kultur dan suku bangsa. Tapi anda harus ingat satu pepatah tua yang masih valid sampai sekarang ...
"Uang tidak mengenal Saudara".
Previous
Next Post »
Thanks for your comment